Translate

Monday 26 May 2014

Kayu Kaboa (Benefits / Khasiat)


Between Myth and reality. 
Timber Kaboa is believed to contain a special good luck.
 Tuah "maung Sancang". Authority like a tiger's tail.
Similar to the mangrove wood type, supposedly considered to have a high standard and only grows in the woods Sancang. It was limited to around the mouth of the River Cipareang. 
It is said that the wood became the main witness of Kaboa agreement between the King Siliwangi and Ki Santang. 
While holding the piece of wood Kaboa, King Siliwangi declared to Ki Santang that he would not be able to follow Ki Santang because he would "ngahiang" (disappear without trace) along with his faithful men.
"After ngahiang, King Siliwangi sometimes manifests himself in the form of a white tiger and inhabits himself in the forest, Guha Garogol Sancang. The fishermen often see the white tiger at dusk roaming at the peak of Karang Gajah (Coral Elephant). Big waves hit the steep beach, east of the mouth of the River Cipangisikan. While his followers turned into a tiger striped lengthwise,"
“Tiger striped lengthwise”, this is called "Maung Sancang" and like "sit" on the Kaboa. Affandi RH Mohammad, in his book " Bandung Baheula " (1969), tells about a person who was an extreme fan of the walking cane(tongkat). Of the hundreds of canes he owns, there is one that is made of Kaboa wood. Every Friday night, this cane will often create noises. 
One day, he tried to spy and looked into the storage room where the cane was kept, he claimed that he saw a hairy figure sitting relaxed; A Tiger. The next day, the owner of the cane suddenly fell ill. 
On the advice of someone, he was told that he must sell or give the Kaboa wooden cane away if he wanted to get well soon. Of course, the advice was followed. Besides wanting to recover, he was also afraid that there will be a tiger roh(spirit) in his house. 
Besides for authority, wood Kaboa is also believed to have auspicious aura that neutralizes negative aura, and may reject evil demons/ Jin.

-------------------------------I do not own text or picture (Google Images)---------------------------

Antara Mitos dan kenyataan.
Kayu kaboa yang dipercaya mengandung tuah khusus. Tuah “maung Sancang”. Wibawa bagai se ekor Harimau.Jenis kayu mirip bakau ini, konon yang dianggap mempunyai derajad yang tinggi hanya tumbuh di hutan Sancang. Itu pun terbatas di sekitar muara Sungai Cipareang.


Diceritakan, kayu kaboa menjadi saksi utama perjanjian antara Kiansantang dengan Prabu Siliwangi. Sambil memegang sepotong kayu kaboa, Prabu Siliwangi menyatakan kepada Ki Santang bahwa dirinya tidak akan dapat mengikuti ajakan Ki Santang karena akan “ngahiang” (lenyap tanpa bekas) bersama anak buahnya yang setia.
“Setelah ngahiang, Prabu Siliwangi kadang-kadang menampakkan diri dalam wujud harimau putih dan menghuni Guha Garogol di tengah hutan Sancang. Para nelayan sering melihat harimau putih itu pada senja hari sedang ngadakom di puncak Karang Gajah. Karang tinggi besar di pantai curam penuh gelombang, sebelah timur muara Sungai Cipangisikan. Sedangkan para pengikutnya berubah menjadi harimau belang memanjang,”
Harimau belang memanjang inilah yang disebut “Maung Sancang” dan suka “bersemayam” di kayu kaboa. R.H. Mohammad Affandi, dalam bukunya “Bandung Baheula” (1969), bercerita tentang seorang penggemar tongkat. Dari ratusan tongkat miliknya, ada sebuah yang terbuat dari kayu kaboa. Tiap malam Jumat, tongkat itu sering menimbulkan suara gaduh.
Waktu dicoba diintai, di ruang peyimpanan tongkat, tampak sesosok tubuh berbulu sedang duduk-duduk santai. Seekor harimau. Keesokan harinya, pemilik tongkat mendadak sakit keras. Atas anjuran seseorang, ia harus menjual atau memberikan tongkat kayu kaboa itu jika ingin segera sembuh. Tentu saja, anjuran itu dituruti. Selain ingin sembuh, ia juga takut jika di rumahnya ada tongkat “persemayaman” harimau.
Selain buat kewibawaan, kayu kaboa juga dipercayai bertuah dapat menetralisir aura negative, dan dapat menolak Jin jahat.

No comments:

Post a Comment